Sabtu, 01 Oktober 2011

Our love diary part 12

               Saat di sana kami bercerita banyak.
“kau kenapa datang sendiri?” tanyaku
“aku sedang liburan dan seharusnya aku dengan seseorang di sini” jawabnya
“kau liburan? Apa kau dari luar negeri?” tanyaku
“ya, aku dari luar negeri. Aku dari Indonesia” jawabnya
“Indonesia? Aku sangat suka negerimu” pujiku
“gamsahamnida, kau pergi sendiri juga?” tanyanya
“ya aku datang sendiri, sebenarnya aku mempunyai cita-cita datang bersama orang yang aku cintai. Tetapi saat aku telah menemukan orangnya sepertinya dia sudah melupakanku” jawabku
“wae? Kalian berpisah?” tanyanya
“aku bahkan belum menerima jawaban apa dia mencintaiku atau tidak, ini semua salahku” jawabnya
“mianhe aku bertanya seperti itu” ucapnya
“kuncanayo” ucapku
“kalau aku boleh tahu kenapa dia melupakanmu?” tanyanya
“karena kita... memang tidak bisa bersatu. karena kita terlalu banyak perbedaan” jawabku
“perbedaan? Aku tahu rasanya itu, aku juga mempunyai cerita yang sama sepertimu.  Sekarang aku mulai menghindarinya karena aku takut jika melihatnya aku akan membencinya, aku cukup mencintainya dari jauh itu sudah cukup bagiku. Dan aku akan membiarkannya mendapat hidup yang lebih baik.” Jelasnya
“apa kau pernah berusaha untuk mengalahkan waktu?” tanyaku
“waktu? Waktu sangat sulit dikalahkan. Dan tidak mungkin dikalahkan” jelasnya
“aku percaya bisa mengalahkan waktu jika bersamanya, aku mengajaknya untuk mengalahkan waktu, tetapi dia tidak pernah menjawabnya sampai sekarang. Mungkin dia benar-benar membenciku, dan sekarang aku mulai membenci waktu” kataku
“jangan pernah membenci waktu, jika kau benci pada waktu, waktu akan membalasmu dengan pedih. Jadikanlah waktu teman, bukankah teman dapat membantu apa saja yang bisa dia lakukan jika kau membutuhkannya?” nasihatnya
“ya kau benar, apa kau punya keinginan yang belum tercapai?” tanyaku
“aku punya keinginan bersama orang itu, dan kami berjanji untuk pergi ke namsan tower bersama, dan aku ingin dia mengatakan cinta padaku. Bagaimana dengan kau?” tanyanya
“aku juga sama denganmu, aku telah berjanji padanya mengajak ke namsan tower bersama-sama, aku juga ingin mengatakan cinta padanya. Meyakinkan hatinya bahwa aku mencintainya dan tetap menungguku dengan bersabar” jawabku
“kau.. kenapa dia harus menunggu?apa kau sudah berusaha mencarinya? Bukankah kau harus mencari orang itu baru dia menunggumu?” tanyanya
“aku sudah berusaha mendapatkannya, aku menyuruh menunggunya karena kondisi pekerjaanku yang menuntut dirinya untuk menunggu. Jika kau menjadinya apa kau akan menunggu?” tanyaku balik
“aku akan menunggumu jika kau bisa meyakinkan hatiku untuk menunggu. Aku tidak suka orang yang tidak menepati janjinya dan aku juga tidak suka menunggu terlalu lama tanpa kepastian, maka dari itu aku butuh kepastian bahwa aku harus menunggu” jawabnya
“bagaimana jika kita mengabulkan permohonan kita masing-masing?” usulku
“caranya?” tanyanya
“kau berperan sebagai orang yang aku cintai, dan aku akan menjadi orang yang kau cintai. Bukankah kita punya cerita cinta yang sama?”usulku
“ehm boleh juga” katanya
“Won Gi-ahh SARANGHAE!!!  Won-Gi mianhe jika aku membuatmu sakit, Won Gi-ahh aku benar-benar mencintaimu, apa kau ingin menemaniku mengalahkan waktu dan bersama-sama selamanya. Apa kau ingin menungguku sampai aku menyelesaikan pekerjaanku?” kataku memegang tangan gadis itu. Dan dia seperti kaget.
“orang itu... bernama Won Gi?” tanyanya dengan terbata-bata
“ya benar. Sekarang katakan katamu yang ingin kau katakan padanya” usulku
“ohh arasso. Taemin oppa nan neomu neomu neomu neomu neomu neomu neomu neoumu saranghae! Oppa kuncanayo sekarang aku sudah tidak sakit karena kau sudah berada di sisiku, oppa kita tidak mungkin mengalahkan waktu bagaimana kita menjadikan waktu teman kita. Dan meminta padanya untuk menyatukan kita. Oppa aku akan menunggumu jika kau benar-benar memintanya” katanya dengan mata berkaca-kaca. Aku merasa dia benar-benar Won Gi
“Taemin? Apa yang kau maksud... Taemin Shinee? Apa namamu... Kim.. Won Gi?” tanyaku dengan kaget karena mendengar ucapannya
“namaku.. namaku.. RIZKA, dan dia.. dia... bukan Taemin shinee” katanya dengan mengeluarkan air mata. Dan aku langsung memeluknya mencoba menenangkannya karena aku membayangkan dia adalah Won Gi
“apa kau merasakan sakit seperti ku juga?” tanyaku dengan sambil menangis memeluknya yang juga menangis. Kita menangis bersama, berbagi rasa perih yang kita rasakan dan mengobati bersama-sama. Setelah hati kita merasa sedikit baik kita duduk bersama-sama.
“aku.. harus benar-benar melepaskannya sekarang. Aku.. aku.. harus menyerah bagaimana denganmu?” tanyanya
“aku tidak ingin menyerah, kau juga tidak boleh menyerah. Mungkin kita dengan mereka benar-benar berbeda tetapi kita sama-sama tidak tahu apakah mereka mencintai kita atau tidak bukan?” nasihatku
“kau benar” katanya dan dia mengeluarkan ipodnya.
“kau ingin mendengarnya bersama?” tawarnya
“ya aku mau, lagu apa yang akan kau putar?” tanyaku
“aku akan memutar lagu lets not dari super junior, kau ingin merequest lagu?” tanyanya
“ya itu pilihan lagu yang bagus untuk suasana hati kita sekarang, aku.. aku.. ingin lagu bad oppa” jawabku
“ohh kudei... itu juga lagu favoriteku, baiklah kita putar let’s not setelah itu kita putar bad oppa, oh ya kau suka lagu caogulation dari super junior?” tanyanya
“ya aku juga suka lagu itu” jawabku
               Setelah itu kita mendengarkan lagu let’s not, bad oppa, dan coagulation berulang-ulang. Aku melihatnya menahan air matanya lalu aku memegang tangannya erat
“jangan di cegah, biarkan air mata itu keluar. Jika tidak, itu akan sangat menyakitkan” pintaku
              Setelah berjam-jam akhirnya dia menerima telepon dari seorang temannya.
“ohh Soo Young, ada apa?” katanya
“ohh aku sedang di namsan tower” katanya kembali
“aku sedikit flu makanya aku memakai masker karena hidungku sangat merah jadi, suaraku seperti ini” jelasnya
“ohh arasso aku akan segera pulang” katanya
“aku harus segera pulang karena besok pagi aku harus pulang ke Indonesia, gomawo untuk malam ini” katanya padaku
“ohh sama-sama aku juga sangat berterima kasih kepadamu” ucapku
“annyong” katanya
“jaga dirimu baik-baik” kataku
“kau.... juga jaga dirimu baik-baik” katanya
                    Setelah itu dia pulang dengan taxi, dan aku juga pulang ke dorm, malam itu aku benar-benar merasa hatiku telah lepas. Perasaan ku kepada Won Gi seperti telah ku katakan, dan aku kembali membuka e-mailku ternyata belum ada balasan darinya. Tetapi malam itu aku merasa benar-benar tidak apa dia tidak membalasnya. Malam itu aku tidur dengan nyenyak sekali.
                   Keesokan harinya aku seperti terkena flu, tetapi aku merasakan seperti saat aku masih berhubungan dengan Won Gi yaitu aku tidak merasakan badanku lelah atau bahkan sakit.
“Taemin-ahh kau sakit?” tanya Key hyung saat kita sedang di meja makan
“sakit? Aku merasa tidak sakit” jawabku. Lalu Min Ho hyung memegang dahiku
“dahimu panas, Taemin-ahh kau sakit, apa kita perlu ke dokter?” usul Min Ho hyung
“tidak perlu, aku merasa sangat segar” kataku
“semalam kau kemana?” tanya onew hyung
“aku? Namsan tower” jawabku dengan senyum
“hey kau ke sana? Semalam aku dan Sae Kyung juga ke sana. Lalu kenapa kita tidak bertemu?” tanya Jong Hyun hyung
“molla, hyung semalam aku ke menara namsan dan saat aku di atas sana aku bertemu seseorang, dia berasal dari Indonesia sama seperti Won Gi” ceritaku
“Taemin-ahh aku tahu hatimu pasti sangat sedih.” Kata Onew hyung menatapku dan hyung ku yang lain menatapku dengan pandangan kasihan
“anio, aku tidak sedih justru aku sangat senang, semalam aku berbagi cerita dengannya. Dan kalian tahu? dia mempunyai jalan cinta sama sepertiku, lalu kami mengeluarkan isi hati kami dengan menganggap kami adalah pasangan kita masing-masing. Aku sangat lega bisa melepas perasaanku walaupun tidak langsung kepada Won Gi” jelasku dengan tidak berhenti tersenyum
“kudei? Siapa namanya?” tanya key hyung
“riz.. riz.. riz.. rizka kalau tidak salah” jawabku
“apa kau mulai menyukainya? Aisshh kau ini selalu mudah jatuh cinta pada pandangan pertama” tanya Onew hyung
“tidak, hatiku masih untuk Won Gi.” jawabku yakin
“apa hatinya masih untukmu?” tanya Jong Hyun hyung
“aishh kau ini, Taemin jangan mendengarkannya” kata key hyung dengan menendang kaki Jong Hyun hyung
“benar jangan mendengarkannya” kata Min Ho hyung sambil menutup telingaku
“hyung aku telah mendengarnya” kataku dengan melepaskan tangan Min Ho hyung yang menutup telingaku
“mianhe Taemin-ahh” ucap Jong Hyun hyung
“kuncanayo” jawabku
                        Setelah itu malamnya kami pergi untuk sebuah acara, dan di ruang make-up aku bertemu Siwon hyung dan menceritakan tentang Rizka dan perasaanku sekarang.
“ohh kudei, baguslah jika begitu. Tapi apa gadis itu benar-benar mirip Won Gi?” tanya Siwon hyung
“cerita dan gaya bicaranya sama, tetapi suara dan wajahnya aku tidak tahu karena dia memakai masker, malam itu dia sedang sakit. Mungkin karena cuaca yang berbeda dengan negaranya. Lalu nama mereka berbeda dan gadis itu bisa berbahasa korea walaupun logatnya masih Indonesia, Won Gi sepertinya tidak terlalu bisa bahasa korea. Kundei hyung sepertinya mata mereka sama” jelasku
“beruntung sekali kau bertemu dengannya, lalu kapan kau bertemu dengannya kembali?” tanya Siwon hyung
“sepertinya kita tidak akan bertemu lagi karena tadi pagi dia sudah pulang” jawabku
“sayang sekali, kundei bagaimana dengan Won Gi? kau telah mengirim video itu? Dia sudah membalasnya?” tanya siwon hyung
“sudah aku sudah mengirimnya, aku tidak tahu dia sudah membalas atau belum, sebentar aku lihat sebentar” kataku dengan mengecek e-mailku
“belum.... dia.. belum membalasnya” kataku
“bersabarlah dia mungkin masih perlu waktu” jelas siwon hyung
“arasso” kataku dengan nada sedikit kecewa
“Taemin-ahh apa dia juga seorang ELF?” tanya siwon hyung
“ehm dia ELF, Shawol, Sone, dll. Dia pecinta korea” jawabku
“kalau begitu beri hadiah padanya dengan mengirimkan video mu denganku dan anggota suju yang lain. Bagaimana?” usul siwon hyung
“kau benar, aku harus mengirimnya” kataku.
                Setelah itu aku membuat video bersama Siwon hyung. Dan setiap hari aku membuat video bersama artis lainnya dan aku kirimkan padanya hinggga tidak terasa hampir setahun aku melakukan itu. Sudah tidak terhitung banyaknya video yang aku kirimkan. Aku masih menunggu balasannya setiap hari, tetapi dia tetap tidak membalasnya. Aku sangat sedih aku sempat berfikir dia mungkin benar-benar membenciku. Tetapi aku berfikir juga bahwa aku tidak boleh menyerah seperti itu, dan terakhir di video yang dia balas dia mengatakan akan menjadi shawol selamanya jadi, mana mungkin dia membenci biasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar